SPORTRIK - Francesco Bagnaia, juara dunia dua kali, menggebrak paddock MotoGP 2025 dengan tekanan keras pada Ducati untuk memperbaiki Desmosedici GP25. Di Le Mans, Mei 2025, performa inkonsisten motornya memicu frustrasi, terutama setelah finis ketiga di Practice dengan waktu 1 menit 30,039 detik. Mengapa Bagnaia, yang dijuluki "Pecco," kesulitan menjinakkan GP25? Akankah Ducati mampu membalikkan mimpi buruk ini menjadi keajaiban di sisa musim?
Bagnaia Kehilangan "Feeling" di GP25
Bagnaia mengaku kehilangan kepercayaan pada bagian depan motor GP25, terutama saat pengereman. "Saya tidak bisa menyerang tikungan seperti dulu," katanya usai Practice Le Mans. Data telemetri menunjukkan Pecco kehilangan 0,2 detik di sektor pengereman dibandingkan GP24 milik Alex Marquez. Oleh karena itu, ia mendesak tim untuk menyesuaikan suspensi dan elektronik. Meski begitu, Ducati tetap optimistis, menyebut level Bagnaia "meningkat" dibanding 2024, saat ia raih 11 kemenangan.
GP25: Potensi Besar, Masalah Nyata
Desmosedici GP25, dengan bobot 157 kg dan tenaga mendekati 300 hp, digadang-gadang sebagai motor paling ringan dan bertenaga. Namun, Bagnaia menilai mesinnya kurang konsisten, terutama pada ban bekas. Selain itu, tes pramusim di Sepang dan Buriram 2025 mengungkap kelemahan GP25 di tikungan cepat dibandingkan GP24. "Mesinnya fantastis, tapi ada yang hilang," ujar Pecco. Ducati kini bereksperimen dengan sasis baru, yang akan diuji pasca-GP Aragon.
Marquez Ungguli Bagnaia dengan GP24
Marc Marquez, rekan setim Bagnaia, justru bersinar dengan mesin GP24 yang dihomologasi untuk 2025. Di Thailand, Marc sapu bersih Sprint dan Grand Prix, unggul 5,536 detik atas Pecco di Argentina. Oleh karena itu, muncul spekulasi Bagnaia ingin kembali ke GP24. Namun, manajer tim menegaskan mesin GP25 berbeda, dengan homologasi khusus. "Kami bisa ubah semua kecuali mesin," kata seorang juru bicara, merujuk pada fleksibilitas sasis dan aerodinamika.
Tekanan Bagnaia Ubah Strategi Ducati
Tekanan Bagnaia memaksa Ducati memikirkan ulang pengembangan. "Pecco dan Marc punya visi sama, itu membantu," ungkap seorang insinyur paddock. Selain itu, Ducati berencana mempercepat pengujian sasis baru dan elektronik di Jerez, April 2025. Data menunjukkan GP25 unggul 0,3 detik di lintasan lurus, tetapi kalah di sektor teknis. Bagnaia kini fokus beradaptasi, seperti saat ia menang di Austin meski merasa "kurang lengkap" tanpa duel langsung lawan Marquez.
Akankah Bagnaia Bangkit di Sisa Musim?
Bagnaia, kini tertinggal 31 poin dari Marquez di klasemen, tetap menunjukkan mental juara. "Saya akan bekerja keras di rumah untuk menemukan solusi," tegasnya. Dengan enam seri tersisa, termasuk COTA yang jadi benteng Marquez, Pecco harus temukan kembali "feeling"-nya. Akankah tekanannya pada Ducati membuahkan hasil, atau justru Marquez yang terus mendominasi?
Pantau kabar terbaru MotoGP 2025 di SPORTRIK.COM