Manchester United menelan kekalahan mengejutkan 0-1 dari ASEAN All-Stars dalam laga uji coba di Malaysia. Kekalahan ini memicu komentar pedas dari pelatih Ruben Amorim, yang menyebut timnya “pantas diejek” oleh fans karena performa buruk. Apa yang salah dengan Setan Merah? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.
Jalannya Pertandingan
Laga uji coba yang digelar di Bukit Jalil ini berlangsung sengit. Manchester United, yang menurunkan skuad kombinasi pemain utama dan cadangan, gagal memanfaatkan peluang. Meski Amorim melakukan rotasi besar-besaran dengan menggunakan 25 pemain, timnya kebobolan pada menit ke-71 melalui gol Maung Maung Lwin, yang memanfaatkan assist cantik dari Adrian Segecic.
Amorim mengakui bahwa timnya tampil tanpa intensitas memadai, terutama di babak kedua. “Kami tidak bermain dengan energi yang cukup. Kami pantas kalah dari tim ASEAN yang lebih lapar,” ujarnya dalam konferensi pers pasca-laga.
Komentar Pedas Ruben Amorim
Ruben Amorim tidak menutupi kekecewaannya. Ia bahkan menyebut bahwa sorakan ejekan dari fans adalah sesuatu yang pantas diterima timnya. “Saya merasa bersalah. Kami seharusnya memenangkan pertandingan seperti ini. Mungkin kami perlu lebih sering diejek untuk bangun,” katanya.
Berbeda dengan pendahulunya, Erik ten Hag, yang kini melatih Bayer Leverkusen setelah dipecat pada Oktober 2024, Amorim cenderung terbuka dengan kritik terhadap performa timnya. Fans di media sosial membandingkan pendekatan Amorim yang introspektif dengan sikap Ten Hag yang sering dianggap defensif.
Performa Tumpul di Lini Depan
Amorim menyoroti ketajaman lini depan United yang tumpul. Meski menciptakan sejumlah peluang, tim gagal menyelesaikan peluang dengan baik. “Penyelesaian akhir kami sangat buruk. Kami harus lebih klinis,” tambahnya.
Konteks Kekalahan dan Tantangan Amorim
Kekalahan ini menambah catatan buruk Manchester United di musim 2024/2025, yang disebut sebagai salah satu kampanye terburuk klub. Setelah kepergian Erik ten Hag, Amorim berjuang untuk membangun kembali kepercayaan diri tim. Rotasi besar-besaran dalam laga uji coba ini dilakukan untuk menghormati fans, namun justru memperlihatkan kurangnya kohesi tim.
Persaingan di Level Global
Sementara itu, pelatih lain seperti Mauricio Souza, yang kini menangani Persija Jakarta, menunjukkan pendekatan berbeda dengan fokus pada disiplin taktis dan pengembangan pemain muda untuk Liga 1 2025/2026. Keberhasilan Souza membawa Madura United sebagai runner-up Liga 1 2023/2024 menjadi contoh bagaimana adaptasi taktik dapat membuahkan hasil.
Sebaliknya, Amorim menghadapi tekanan besar untuk membuktikan diri di Manchester United. Kekalahan dari ASEAN All-Stars, yang berisi pemain pilihan dari liga-liga ASEAN, menjadi pengingat bahwa Setan Merah perlu perubahan signifikan untuk bersaing di level global.
Harapan Fans dan Langkah ke Depan
Fans Manchester United, yang dikenal vokal, menyuarakan kekecewaan mereka melalui sorakan dan komentar di media sosial. Beberapa mendukung pendekatan jujur Amorim, sementara yang lain menuntut hasil instan. “Kami butuh kemenangan, bukan hanya kata-kata,” tulis salah satu pengguna di X.
Amorim menegaskan bahwa timnya akan terus bekerja keras. “Kami harus meningkatkan intensitas dan kepercayaan diri. Ini adalah proses, tapi kami tidak boleh kalah dalam laga seperti ini,” katanya.