Max Verstappen memicu perhatian dengan hampir tidak menjawab pertanyaan selama konferensi pers FIA, sering kali hanya mengatakan “tanpa komentar.” Sikap ini dipicu oleh keengganannya mengkritik FIA dan sistem poin penalti, mengingat ia hanya berjarak satu poin dari larangan balapan. Dengan rekor empat kemenangan di lintasan ini, akankah Verstappen tetap fokus pada performa di lintasan kandang Red Bull?
“Ini konferensi pers yang luar biasa, sekali lagi... Saya sangat menikmatinya.” – Max Verstappen.
Verstappen menyampaikan pernyataan sinis ini saat ditanya tentang konferensi pers FIA di Austria, mencerminkan frustrasinya dengan pertanyaan berulang tentang sistem poin penalti dan regulasi balap. Dengan 11 poin penalti dalam 12 bulan terakhir, ia berada di ambang larangan balapan satu seri jika mendapat satu poin lagi, seperti yang terjadi setelah insiden dengan George Russell di Spanyol. Verstappen menghindari komentar kritis terhadap FIA, mengingat aturan yang dapat menafsirkan pernyataan sebagai pelanggaran, seperti pengalaman sanksi pelayanan masyarakat akibat ucapan kasarnya di Singapura 2024.
“Kalian bercanda? Ini seperti jebakan? Saya dapat pertanyaan ini setiap waktu. Maaf, ini yang terakhir. Saya tidak punya apa-apa untuk ditambahkan.”
Verstappen menunjukkan kekesalannya ketika wartawan terus menanyakan potensi larangan balapan dan masa depannya dengan Red Bull, yang terikat kontrak hingga 2028. Ia merasa pertanyaan tentang poin penalti, terutama setelah insiden di Spanyol dan Kanada, adalah “jebakan” yang dapat memicu sanksi lebih lanjut. Di luar konferensi pers FIA, Verstappen lebih terbuka dengan media Belanda di Red Bull hospitality, menjelaskan bahwa ia hanya ingin fokus pada balapan di Red Bull Ring, di mana ia memiliki rekor lima kemenangan (empat GP Austria dan satu GP Styria).
Sikap bungkam Verstappen mencerminkan strategi untuk menghindari kontroversi di tengah tekanan besar. Dengan 11 poin penalti, termasuk dari insiden dengan Russell di Spanyol dan Alonso di Miami, ia harus berhati-hati, terutama karena dua poin akan kadaluarsa setelah GP Austria pada 30 Juni 2025. Frustrasinya juga dipicu oleh pertanyaan berulang tentang masa depannya, meskipun ia telah menegaskan komitmen pada Red Bull di tengah spekulasi ke Mercedes atau Aston Martin. \
Di Red Bull Ring (4,318 km, 71 lap), didukung oleh “Orange Army,” Verstappen diharapkan memanfaatkan upgrade baru Red Bull untuk mengejar Oscar Piastri, yang unggul 19 poin di klasemen. Namun, ia harus menghindari insiden seperti di Kanada, di mana ia mendapat poin penalti karena manuver agresif. Sikapnya juga menunjukkan ketidakpuasan terhadap media dan FIA, yang ia anggap membatasi kebebasan berbicara, seperti yang diungkapkan di beberapa postingan di X.
Sikap Verstappen dapat memengaruhi dinamika media di paddock, dengan pembalap lain seperti George Russell dan Alex Albon lebih vokal tentang sistem penalti. Jika Verstappen lolos tanpa penalti di Austria, ia akan mendapat kelonggaran sebelum Silverstone. Sesi latihan bebas dimulai Jumat, 27 Juni 2025, pukul 17:30 WIB, dengan balapan utama pada Minggu pukul 19:00 WIB, disaksikan hingga 105.000 penonton. Keberhasilan Verstappen dapat memperkuat posisi Red Bull di klasemen konstruktor.
Ikuti aksi Max Verstappen di F1 GP Austria 2025 di SPORTRIK untuk pembaruan dan analisis Formula 1.
Klasemen Pembalap F1
Posisi | Pembalap | Tim | Poin |
---|---|---|---|
1 | Oscar Piastri | McLaren | 198 |
2 | Lando Norris | McLaren | 176 |
3 | Max Verstappen | Red Bull Racing Honda RBPT | 155 |
4 | George Russell | Mercedes-Benz | 136 |
5 | Charles Leclerc | Ferrari | 104 |
Komentar
Silakan login atau daftar untuk menambahkan komentar atau menyukai komentar.
Komentar Terbaru
Belum ada komentar untuk artikel ini.